Pendatang Wajib Swab, Tujuannya Mencegah Orang Sakit Masuk Balikpapan
BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Kepala Dinas Kehatan Kota (DKK) Balikpapan Andi Sri Juliarty mengungkapkan, penerapan wajib uji swab bagi pendatang khususnya dari luar Kaltim untuk mencegah penularan covid-19.
“Tujuannya mencegah orang sakit masuk Balikpapan. Datang satu satu, tapi kalau tidak dicekal kan dia menular,” ujarnya.
Pemerintah Kota Balikpapan mulai 3 Juni 2020 akan menerapkan wajib mengantongi surat telah uji swab bagi pendatang yang berasal dari luar Kaltim. Baik masuk melalui bandara Sepinggan maupun pelabuhan.
“Sudah ada petugas (gabungan) kan yang ditempatkan untuk mengecek surat-surat, ada KKP (Kantor Kesehatan Pelabuhan), Satpol PP, Lanud, Angkasa Pura, sudah bertugas semua, mereka berjejet mengecek,” katanya.
Para petugas gabungan tersebut, bahkan selama ini telah bertugas untuk mengecek seluruh persyaratan bagi calon penumpang yang akan berangkat maupun yang baru tiba di bandara. Termasuk mengecek kesehatan.
“Selama ini sudah berjalan, hanya selama ini mereka mengecek bukti rapid test, sekarang mengganti dengan cek bukti PCR dan itu pun yang non KTP Kaltim. Kalau KTP Kaltim tetap rapid test saja,” jelasnya.
Bahkan kata dia, pendatang wajib menjalani 2 kali rapid test. Sekali di tempat asalnya. Kemudian di Balikpapan di ulang kembali. Begitupun untuk aturan wajib uji swab juga dilakukan 2 kali dengan biaya mandiri.
“Jadi perkembangan virus di badan itu gak bisa kalau cuma 1 kali rapid test negatif kita langsung percaya bahwa dia negatif, 14 hari kita ulang lagi. Selama bandara ini sudah buka, sudah berjalan peraturan rapid test,” ujarnya.
Menurutnya, diterapkannya wajib uji swab karena sudah ada beberapa pendatang positif covid-19. Di tempat asal rapid test non reaktif, kemudian ketika dilakukan rapid test di Balikpapan reaktif dan dilakukan uji swab positif.
“Sudah ada yang ditemukan, kalau dia masuk Balikpapan pasti pakai rapid test. Lalu ketika di mau masuk ke lokasi (kerja) dia di rapid test ulang reaktif dan di uji swab positif,” katanya.
“Karena virusnya covid-19 ini kita tidak jamin dia 100 persen hilang dan tidak juga muncul antibody kekebalan, gak kayak cacar, kalau sudah pernah kena kita kebal dan gak kena lagi.”tukasnya.
BACA JUGA