Ujian Berat Pj Presiden Korsel Atasi Kecelakaan Pesawat Setelah Dua Hari Menjabat
SEOUL, inibalikpapan.com – Penjabat (Pj) Presiden Korea Selatan (Korsel) Choi Sang-mok memerintahkan inspeksi keselamatan darurat terhadap seluruh sistem operasi penerbangan negara pada Senin (30/11/2024) pasca kecelakaan pesawat yang tewaskan 179 orang itu.
Ia sampaikan hal itu saat para penyelidik berupaya mengidentifikasi korban dan menemukan penyebab meledaknya Jeju Air yang mendarat tanpa roda dan menabrak dinding di Bandara Internasional Muan.
Kecelakaan yang terjadi pada 29 Desember 2024 itu tewaskan mayoritas penumpang dan hanya dua awak selamat dengan luka bakar parah.
Prioritas utama saat ini adalah mengidentifikasi para korban, menghidupi keluarga mereka dan merawat dua orang yang selamat, kata Choi pada pertemuan manajemen bencana di Seoul.
“Bahkan sebelum hasil akhir keluar, kami meminta petugas mengungkapkan proses investigasi kecelakaan secara transparan. Lalu segera menginformasikan kepada keluarga yang ditinggalkan,” ujarnya.
“Segera setelah pemulihan kecelakaan, Kementerian Perhubungan wajib lakukan pemeriksaan keselamatan darurat terhadap seluruh sistem pengoperasian pesawat. Hal ini untuk mencegah terulangnya kecelakaan pesawat,” ujarnya.
Kecelakaan Pesawat Terburuk di Korsel, Tantangan Berat Choi Setelah Dua Hari Menjabat
Choi Sang-mok tiba di lokasi kecelakaan pesawat Jeju Air pada Minggu 29 Desember 2024, ia baru menjabat kurang dari 48 jam.
Choi, menteri keuangan negara tersebut, menjadi penjabat pemimpin pada Jumat malam setelah pemakzulan Perdana Menteri Han Duck-soo.
Han Duck-soo sempat jadi Pj presiden sejak pemakzulan presiden Yoon Suk Yeol pada 14 Desember setelah sempat memberlakukan darurat militer.
Choi mengunjungi lokasi tersebut beberapa jam setelah kecelakaan dan menyatakannya sebagai zona bencana khusus.
“Pemerintah ingin menyampaikan belasungkawa yang tulus kepada keluarga yang ditinggalkan dan akan melakukan yang terbaik untuk pulih dari kecelakaan ini dan mencegah terulangnya kembali,” katanya.
Kantor-kantor pemerintah masih memikirkan rantai komando dan bagaimana pihak mereka keluarkan pernyataan pers, kata juru bicara kementerian dan empat pejabat lainnya kepada Reuters.
Semuanya berbicara tanpa menyebut nama untuk membahas perencanaan yang sensitif.
“Hari ini Choi pergi ke Muan bersama pejabat Kementerian Pertanahan, bukan pejabat Kementerian Keuangan,” kata seorang juru bicara. “Sebuah tim yang terdiri dari pejabat kementerian transportasi dan pejabat kementerian keselamatan akan melapor langsung kepada Choi mengenai kecelakaan pesawat Muan untuk beberapa minggu ke depan. Belum ada keputusan bagaimana kami akan mendistribusikan siaran pers pada semua jadwal mereka.”
Hadapi masalah kecelakaan pesawat terburuk dalam sejarah Korsel ini, Choi memimpin tim pengendalian bencana terpusat dan bukan perdana menteri.
Sebelumnya, perdana menteri lah yang mengendalikan bencara di Korsel. Contohnya tenggelamnya kapal feri Sewol pada tahun 2014, yang menewaskan 304 orang, dan kerumunan massa Halloween Itaewon yang menewaskan 159 orang pada tahun 2014
BACA JUGA