Upaya Penanganan Dinsos Balikpapan Terhadap ODGJ, Butuh RSJ
BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com – Dinas Sosial (Dinsos) Kota Balikpapan punya cara tersendiri dalam menangani Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) usai mendapatkan penanganan dari Rumah Sakit Jiwa Daerah Atma Husada Mahakam di Samarinda.
“Setiap dia datang kita jemput terus kita adakan acara senam bersama, kemudian memberikan siraman rohani dengan mendatangkan ustad,” ujar Kepala Dinas Sosial Kota Balikpapan, Edy Gunawan kepada media, Senin (23/10/2023)
Disamping itu juga, Dinsos melakukan pemeriksaan kesehatan kepada ODGJ. Setelah baru diserahkan kepada keluarga masing-masing.
“Siapa tau ada tekanan, kolesterol segala macam. Mudah-mudahan di keluarga itu bisa diterima. Kan, tergantung dari keluarga dan lingkungan ODGJ itu,” terangnya.
Dalam penyambutan itu, para ODGJ merasa diperhatikan sehingga ODGJ senang dengan aktivitas yang dilakukan.
Edy mengungkapkan ada ODGJ yang sudah empat tahun tidak kumat lagi, artinya kembali normal tidak ODGJ, dengan teratur mengkonsumsi obat dan melakukan pemeriksaan.
“Kalau ada dokter yang care terhadap ODGJ itu dikunjungi, keluarga diajak berkomunikasi. Biasanya di lingkungan yang berada jauh dari masyarakat,” ungkapnya.
Edy menyebutkan ODGJ di Kota Balikpapan berjumlah ratusan lebih dengan usia minim 14 tahun hingga 60 tahun. Dari ratusan lebih ODGJ ini yang masuk dalam kategori berat sebanyak empat orang.
“Sebenarnya kunci ada di obat, kalau dia minum obat normal tapi kalau dia tidak minum obat trus lingkungan tidak mendukung bisa kumat,” aku Edi Gunawan.
Edy Gunawan mengatakan, pihaknya menangani ODGJ tidak terbatas usia. Bahkan, ada kasus ODGJ merupakan kategori anak. Ada anak yang bisa stres, depresi, hingga akhirnya menjadi ODGJ. Contoh, kasus anak yang belum siap mandiri dan belum bisa berpisah dengan orangtua.
“Tapi, orangtua terlalu keras memaksa, harus tidur di kamar terpisah dan sebagainya,” ucapnya. Sehingga, membuat anak tertekan dan berujung menjadi pasien RSJ. Sebab, anak selalu merasa stres setiap kali bertemu orangtua. Saat tidak bertemu lagi, anak menjadi kembali tenang.
Berbagai macam kasus sosial ini yang membuat Dinas Sosial merasa penting membangun RSJ atau tempat penampungan yang layak. Dia menyebutkan, Pemkot Balikpapan selama ini telah memiliki penampungan sementara. Baik untuk orang telantar, ODGJ, lansia, dan sebagainya.
“Tapi, belum masuk standar layak. Kita mau Balikpapan punya rumah sakit untuk penanganan ODGJ,” sebutnya.
Namun, tentu ini harus siap sarana prasarana, pembimbing, dan pelatihannya. Artinya, bukan hanya menyediakan sarana saja, tapi perlu kesiapan sumber daya manusia.
Menurutnya dari saat ini, Balikpapan harus bersiap menuju ke sana dengan membangun sarana yang lengkap. Penampungan anak, jompo, ODGJ semua harus layak dan standar.
“Apalagi, penduduk Balikpapan bertambah bisa jutaan dengan adanya IKN. Masalah sosial bertambah,” ucapnya.
Edy bercerita, pihaknya selama ini membutuhkan dana yang tak sedikit untuk mengirim pasien ke RSJ Atma Husada di Samarinda. Seperti diketahui, saat ini satu-satunya RSJ di Kaltim hanya RSJ Atma Husada.
“Biayanya kita kirim untuk perawatan di sana juga lumayan,” tuturnya.
Ketika pasien mulai membaik dikirim kembali ke kota asal. Dinas Sosial memberikan bimbingan sampai akhirnya diserahkan kepada keluarga. Masalahnya, tidak ada jaminan pasien kembali ke keluarga sembuh bisa hidup dengan baik.
“Karena ada keluarga yang sudah antipati tidak mau menerima,” ucapnya.
Edy berharap, Balikpapan punya fasilitas sendiri untuk penanganan ODGJ. Nantinya, jika terdapat RSJ di Kota Beriman, maka bisa menjadi rujukan terdekat bagi kota-kota di sekitarnya.
Seperti Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara. Menurutnya, tidak perlu bangun RSJ dengan tipe yang tinggi, hal terpenting sesuai dengan kebutuhan.
“Kondisinya Balikpapan butuh sekali untuk tempat penampungan,” sebutnya.
Sebab, prihatin dengan kondisi mereka yang butuh penanganan. Sementara, fasilitas yang tersedia masih terbatas. Edy menambahkan, soal kebutuhan lahan Dinas Sosial telah memiliki lahan di Perumahan Sosial di samping Hotel HER.
Sekaligus lokasi tempat penampungan sementara yang ada saat ini. “Sebenarnya, pernah diusulkan Dinas Sosial Terpadu sejak 2016. Tapi sampai sekarang belum terealisasi,” imbuhnya. Nantinya, lahan ini akan dibangun tempat penampungan terpadu. Serta rumah dinas di area belakang.
BACA JUGA