UPTD PPA Dampingi Dua Santriwati Korban Pelecehan Seksual, Ada Trauma
BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com — Kasus pelecehan seksual yang terjadi di Kota Balikpapan kian memperhatinkan, terbaru menimpah dua santriwati di salah satu pondok tahfidz di daerah Balikpapan Utara.
Korban sebut saja Mawar (15) dan Melati (12), saat ini masih terus dipantau dan didampingi Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) DP3AKB Balikpapan menjadi koban pelecehan seksual seorang Tenaga Pendidik di pondok tersebut.
“Jadi saat ini kami masih mendampingi anak-anak ini dan kondisinya sudah lumayan bagus, yang Melati masih bersekolah di pondok dan untuk yang Mawar sudah berhenti karena kabur dari pondok itu,” ujar Kepala UPTD PPA DP3AKB Balikpapan, Esti Santi Pratiwi kepada media, Jumat (11/2/2022).
Esti menceritakan, awal mula kejadian pelecehan seksual yang dialami dua santriwati ini bermula dari adanya laporan warga yang datang ke UPTD PPA, pihaknya pun langsung merespon laporannya.
“Awalnya yang kami datangi tempatnya Mawar, dari situ baru didapati alamatnya korban lainnya yakni Melati,” akunya.
Saat didatangi kedua orang tua korban baik Mawar dan Melati tampak kaget, karena kedua korban tersebut selama ini tidak tinggal bersama orang tuanya.
“Yang Mawar tinggal bersama neneknya, sedangkan Melati tinggal sama tantenya,” tutur Esti.
Dari informasi keduanya mulai masuk di pondok sejak 2020 lalu, baru dua minggu menuntut ilmu disana, Mawar dan Melati sudah mengalami pelecehan seksual. Mirisnya Mawar sudah sampai mengalami persetubuhan yang dilakukan pelaku, sedangkan Melati masih sebatas pelecehan.
“Kalau jumlah santriwati di pondok tersebut kami kurang tahu, hanya saja saat ini fokus kami melindungi korban dari proses visum, penyusunan BAP, hingga nanti persidangan dan selesai kasus ini,” akunya.
“Untuk yang Mawar posisinya saat ini sudah tinggal sama neneknya, memang ada trauma terutama pada pelaku, tapi kalau ketemu laki-laki dewasa lainnya seperti biasa saja,” tutupnya.
BACA JUGA