Usai Lebaran, Penyakit Hipertensi dan Laka Lantas Tertinggi

Alwiati
Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan Alwiati / inibalikpapan

BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Usai lebaran, penyakit hipertensi dan kecelakaan lalu lintas (laka lantas) tertinggi di Balikapan. Hal itu berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat.

“Yang utama hipertensi tinggi banget pasca lebaran jadi itu yang paling banyak. Kecelakaan lalu lintas ya, karena memang kondisi Balikpapan begitu krodit pada saat lebaran,” ujar Kepala Dinkes Balikpapan Alwiati, Selasa (16/04/2024).

Dia mengatakan, laporan diterima dari posko kesehatan maupun puskesmas dan rumah sakit. Tingginya penderita hipertensi karena saat lebaran masyarakat banyak mengkonsumsi daging.

“Kemudian untuk penyakit-penyakit lain yang kalau saya melihat dari laporan teman-teman di posko ispa, sakit kepala, vertigo, asma, karena dia dari batuk kemudian asma nya kumat minum-minum es,” ujarnya

Sementara la[oran laka lantas yang diterima yakni, empat orang luka ringan, 3 orang luka berat. Termasuk juga 4 orang yang mengalami luka bakar akibat kebakaran hingga 1 orang meninggal dunia

“Karena memang yang datang pasien-pasien dengan penyakit kronis, laporan teman-teman di posko,” ujarnya.

HARGA BAWANG PREI TEMBUS RP 80 RIBU PER KG

Sebelumnya, pasca lebaran 2024 kebutuhan pokok di Balikpapan masih terbilang tinggi, seperti yang terlihat di Pasar Klandasan, Kota Balikpapan.

BACA JUGA :

Hj Nurhasanah salah seorang pedagang di Pasar Klandasan mengatakan, pasca lebaran beberapa kebutuhan pokok harganya masih terbilang tinggi.

Contohnya bawang merah dari Rp 40 ribu perkilo sekarang jadi Rp 60 ribu. Begitu juga dengan bawang prei cukup naik dari Rp 40 ribu perkilo jadi Rp 80 ribu.

“Yang turun hanya tomat dari Rp 50 ribu jadi Rp 40 ribu perkilo,” kata Nurhasanah kepada media, Selasa (16/4/2024)

Kata Nurhasanah, kenaikan bawang prei yang cukup melambung ini imbas dari pasokan dari daerah asal yang kurang. Termasuk transportasi yang digunakan bukan kapal tapi melalui pesawat.

 “Ini cukup tinggi untuk bawang prei, makanya semakin sedikit yang cari,” akunya.

Sementara itu, Agus pedagang daging sapi di Pasar Klandasan mengaku, untuk harga daging masih relatif sama sebelum dan sesudah lebaran diangka Rp 150 ribu per kilogram.

Cuma terjadi penurunan minat pembeli daging sapi sekitar 20 persen. Imbas banyaknya penjual daging sapi yang berjualan di luar area pasar.

“Turun pembeli warga banyak yang beli diluar pasar, contoh kayak di Kampung Timur,” kilahnya.

Sedangkan Usman pedagang ikan mengaku, untuk harga ikan juga masih tinggi pasca lebaran, terutama ikan-ikan yang menjadi stok untuk rumah makan. Seperti ikan mas, bawal, kerapu, tuna.

“Untuk ikan berkisar diantara Rp 80-90 ribu perkilo, tergantung bedengan jenis ikannya,” aku Usman. “Beda dengan ikan yang dikonsumsi orang banyak seperti layang, bandeng dan tongkol dikisaran harga Rp 20 ribu hingga Rp 30 ribu perkilogramnya,” tutup Usman.

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.