Wagub Buka Konferwil NU ke-10 di Kaltim, Pemberdayaan Jam’iyah Dalam Membangun Peradaban
BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Agenda rutin 5 tahunan Konferensi Wilayah (Konferwil) Nahdlatul Ulama (NU) ke- 10 Kalimantan Timur yang dilaksanakan mulai 23-25 Juni, di Pondok Pesantren (Ponpes) Syaichona Cholil Balikpapan yang akan dihadiri ribuan jamaah Nahdliyin se Kaltim resmi dibuka Wakil Gubernur Kaltim, Hadi Mulyadi.
Wakil Gubernur Kaltim, Hadi Mulyadi mengucapkan selamat atas terselenggaranya kegiatan ini, mengingat NU salah satu ormas islam terbesar yang memiliki ketulusan dan ikhlas.
“Terima kasih atas perhatian NU di Kaltim yang tidak hanya sukses membangun Kaltim tapi juga menciptakan iklim yang kondusif,” kata Hadi Mulyadi.
Konferwil NU ke-10 Kaltim tahun 2023 dengan mengangkat tema pemberdayaan jam’iyah dalam membangun peradaban ini, diungkapkan salah satu Pengurus Wilayah Nahdatul Ulama (PWNU) Kaltim Ellyansyah Kasthan, yang menjabat sebagai Koordinator Seksi Acara dan Persidangan.
“Dari dua lokasi yang akan digunakan untuk Konferwil NU ke- 10 Kaltim, yakni Masjid Al-Haromain Ponpes Syaichona Cholil untuk acara pembukaan dan Aula Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Balikpapan (STITBA), sebagai tempat persidangan guna menghasilkan sejumlah keputusan sekaligus menentukan kepemimpinan PWNU Kaltim periode 5 tahun mendatang, sudah siap dan dipastikan Konferwil akan berlangsung tertib, lancar dan sukses,” pungkas Ellyansyah
Menurutnya, Konferwil NU Kaltim kali ini tidak digelar di hotel tapi sebaliknya di wadah penggodokan santri yakni Pondok Pesantren, bertujuan mengajak para petinggi NU untuk mengenal lebih dekat kondisi Ponpes yang jauh dari kesan mewah.
Kedepan agenda rutin 5 tahunan ini akan dijadikan tradisi, setiap kegiatan Pengurus Cabang (PC) NU Kaltim akan dilaksanakan di Pesantren.
Nanti di akhir acara akan ada pernyataan sikap dari seluruh PC NU di Kaltim guna mensukseskan pesta demokrasi 2024 yakni Pileg dan Pilkada, serta bersinergi dengan semua elemen masyarakat untuk ikut menjaga wilayah Kaltim agar tetap aman dan kondusif.
“Selain itu, mencegah adanya perbedaan yang mengatasnamakan suku, agama dan golongan yang dapat menyebabkan terjadinya konflik antar sesama,” tegas Ellyansyah.
Ditambahkannya, selama ini kerukunan antar umat beragama di Kaltim terjaga dengan damai dan rukun. Oleh sebab itu, pada acara pembukaan jumat malam 23 Juni 2023 seluruh petinggi agama turut diundang hadir.
“Seiring ditetapkannya Kaltim sebagai Ibu Kota Nusantara (IKN), diharapkan seluruh warga NU tidak hanya menjadi penonton di daerahnya, namun mampu merespon isu-isu yang berkembang di seputar IKN, serta ikut berperan dalam berbagai sektor pembangunan di Kaltim,” tutup Ellyansyah.
BACA JUGA