Wakil Ketua Komisi III DPR Pangeran Khairul Usul Polisi Periksa Direktur Pelaksana PT LIB

Borneo FC saat ditahan imbang PSIS Semarang / liga indonesia baru


BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Pasca tragedi Kanjuruhan yang menrenggut korban jiwa, Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Pangeran Khairul Saleh mengusulkan agar Polri segera memeriksa direktur pelaksana PT Liga Indonesia Baru (LIB).

“Saran saya, pihak kepolisian wajib segera periksa Direktur Pelaksana PT LIB,” kata Pangeran dilasnir dari suara.com jaringan inibalikpapan.com

Pasalanya, Polresta Malang sebelumnya telah meminta agar pertandingan anara Arema FC menghadapi Persebaya Surabaya agar di gelar sekitar pukul 15.30 WIB.

“Perlu diusut lebih jauh apa alasan pihak pelaksana tetap bersikeras dengan jadwal pertandingan jam 20.00,” kata Pangeran.

“Sementara Kapolres Malang AKBP Firli Hidayat, sebelumnya justru meminta untuk memajukan jadwal pertandingan di sore hari, yaitu jam 15.30,” sambung Pangeran.

Pangeran mengatakan usulan dari kepolisian agar pertandingan dilaksanakan sore itu karena berkaca pada prediksi akan adanya kerusuhan.

Kapolres Malang disebutkan telah memprediksi akan ada kerusuhan jika pertandingan dilaksanakan malam hari. Sehingga dia mempertanyakan pertimbangan tak ikuti usulan kepolisian.

“Mengapa pihak pelaksana PT LIB bersikeras dengan jadwal malam hari? Apakah ada tendensi dengan judi online, jika jadwal pertandingan dilaksanakan malam hari? Semua wajib diusut tuntas,” kata Pangeran.

Anggota Komisi III DPR Habiburokhman juga menyesalkan tindakan PT LIB selaku penyelenggara. PT LIB dinilai telah mengabaikan rekomendasi kepolisian soal perubahan jadwal pertandingan dari malam ke sore hari.

“Situasinya memang sangat rumit. Di satu sisi Polri sudah berupaya maksimal mengingatkan potensi kerusuhan dengan merekomendasikan perubahan jadwal. Di sisi lain Polri tidak bisa memaksakan perubahan jadwal kepada pihak liga,” kata Habiburokhman.

Habiburokhman menilai situasi sulit juga dihadapi aparat saat melakukan penanganan meredam massa di stadion..

“Saat kericuhan terjadi juga rumit, di satu sisi aparat harus melindungi para pemain Arema dan Persebaya yang bisa jadi nyawanya terancam. Di sisi lain tidaklah mudah untuk mengendalikan massa yang berjumlah amat banyak,” kata Habiburokhman.

Suara.com

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.