Wali Kota Balikpapan Prihatin Atas Musibah Erupsi Gunung Semeru, Selalu Siaga 24 Jam

BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com — Adanya musibah letusan dan erupsi Gunung Semeru di daerah Lumajang Jawa Timur mendapat perhatian semua pihak, tak terkecuali dari Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan. 

Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas’ud mewakili Pemkot Balikpapan dan warga Kota Balikpapan dirinya mengaku prihatin dan bela sungkawa atas adanya musibah tersebut.

“Kita doakan agar mereka diberikan musibah dan agar bisa sabaran dalam menghadapi cobaan ini,” ujar Rahmad Mas’ud kepada media, Minggu (5/12/2021).

Saat ditanya apakah akan mencoba mengirimkan relawan ke daerag Lumajang, Rahmad mengaku melihat dulu situasi dan kondisinya, jika memang diperlukan Pemkot siap jika memang harus mengirimkan relawan. 

“Kita lihat situasi dan kondisinya, saya dapat info teman-teman disana masih bisa diatasi, kalau memang diperlukan kita wajib sebagai umat saling tolong menolong,” akunya. 

Terkait antisipasi musibah di Kota Balikpapan apalagi dalam ancaman hidrometeorologi pada akhir tahun ini Rahmad mengaku tanpa diberi imbauan sebenarnya petugas BPBD Kota Balikpapan sudah harus siapsiaga selama 24 jam. 

“Artinya bukan hanya himbauan dari BMKG tapi kami selalu siap siaga terutama pihak BPBD, atau apapun baik di darat laut mereka selalu hadir jika terjadi bencana,” kata Rahmad. 

Menurut Plt Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari menjelaskan soal sejarah letusanGunung Semeru, Sabtu 4 Desember 2021.

Material vulkanik yang dimuntahkan Gunung Semeru terpantau pada pukul 15.20 WIB ini mengarah ke Besuk Kobokan, Desa Sapiturang, Kecamatan Pronojiwo, Lumajang. Pada catatan letusan yang terekam pada 1818 hingga 1913 tidak banyak informasi yang terdokumentasikan untuk Gunung Semeru, lalu pada 1941-1942 terekam aktivitas vulkanik dengan durasi panjang.

“Gunung Semeru memiliki catatan panjang sejarah erupsi yang terekam pada 1818,” ujarnya Sabtu (4/12/2021).

Dia menerangkan, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyebutkan, leleran lava terjadi pada periode 21 September 1941 hingga Februari 1942. Saat itu, letusan sampai di lereng sebelah timur dengan ketinggian 1.400 hingga 1.775 meter. “Material vulkanik hingga menimbun pos pengairan Bantengan,” tuturnya.

Lalu, sejumlah aktivitas vulkanik tercatat beruntun pada 1945, 1946, 1947, 1950, 1951, 1952, 1953, 1954, 1955 – 1957, 1958, 1959, 1960. Tak berhenti sampai di sini, Gunung Semeru termasuk salah satu gunung api aktif yang melanjutkan aktivitas vulkaniknya.

Menurut data PVMBG, kata dia, aktivitas Gunung Semeru berada di kawah Jonggring Seloko. Kawah ini berada di sisi tenggara Puncak Mahameru. Sedangkan karakter letusannya, Gunung Semeru ini bertipe vulkanian dan strombolian yang terjadi 3 – 4 kali setiap jam.

Karakter letusan vulcanian berupa letusan eksplosif dapat menghancurkan kubah dan lidah lava yang telah terbentuk sebelumnya. Sedangkan karakter letusan strombolian biasanya terjadi pembentukan kawan dan lidah lava baru. Saat ini, Gunung Semeru berada pada status level II atau waspada.

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.