Warga Kaget LPG Non Subsidi Naik
BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Sejumlah warga mengaku kaget dengan kenaikan harga LPG non subsidi 5,5 kg dan 12 kg. Kenaikan mulai berlaku sejak Minggu (26/12/2021).
Warga yang biasanya membeli LPG 12 kg seharga Rp150 ribu di pangkalan menjadi Rp190 ribu.
“Naik LPG 12 kg kaget biasanya beli 150 ribu pas kebetulanan gas di rumah habis senin kemarin,” ucapnya andi.
Bahkan Sulaiman warga Gunung Sari Ilir, harus mencari LPG 12 kg ke agen langsung di daerah Karang Jati. “Kakak sampai cari ke agen di Karang jati katanya harga semua Rp190 ribu,”tutur Andi warga Toko Utama Balikpapan Tengah.
Warga lain Fatmawati mendapatkan keluhan dari ibunya. “Ya ibu bilang gas naik yang 5,5 kg bright gas biasanya Rp60 ribu jadi 90 ribu,” ucapnya.
Penyebab kenaikan ini katanya belum diketahui namun baru diketahui hari ini kenaikannya. “Gak tau kenapa alasannya naiknya,” katanya.
Terpisah Area Manager Communication and Relations, CSR Patra Niaga Pertamina Kalimantan, Satria August Susanto mengaku kenaikan harga LPG non subsidi.
Menurutnya Pertamina menyesuaikan harga LPG non subsidi untuk merespon tren peningkatan harga Contract Price Aramco (CPA) LPG yang terus meningkat sepanjang tahun 2021, dimana pada November 2021 mencapai 847 USD/metrik ton, harga tertinggi sejak tahun 2014 atau meningkat 57% sejak Januari 2021
“Penyesuaian harga LPG non subsidi terakhir dilakukan tahun 2017. Harga CPA November 2021 tercatat 74% lebih tinggi dibandingkan penyesuaian harga 4 tahun yang lalu,” jelasnya, hari ini (28/12/2021).
Besaran penyesuaian harga LPG non subsidi yang porsi konsumsi nasionalnya sebesar 7.5% berkisar antara Rp 1.600 – Rp 2.600 per Kg. Perbedaan ini untuk mendukung penyeragaman harga LPG kedepan serta menciptakan fairness harga antar daerah
Sedangkan LPG subsidi 3 Kg yang secara konsumsi nasional mencapai 92.5% tidak mengalami penyesuaian harga, tetap mengacu kepada Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.
Dia menegaskan bahwa harga LPG Pertamina masih kompetitif yakni sekitar Rp 11.500/Kg per 3 November dibandingkan Vietnam sekitar Rp 23.000/Kg, Filipina sekitar Rp 26.000/Kg, dan Singapura sekitar Rp 31.000/Kg. Untuk Malaysia dan Thailand harga LPG relatif rendah karena adanya subsidi dari pemerintah masing-masing.
“Pertamina akan memastikan stok dan distribusi LPG berjalan dengan maksimal serta melanjutkan edukasi penggunaan LPG yang tepat sasaran. Untuk informasi, masyarakat dapat menghubungi Pertamina call center 135,” tukasnya.
Menurutnya Pertamina menyesuaikan harga LPG non subsidi untuk merespon tren peningkatan harga Contract Price Aramco (CPA) LPG yang terus meningkat sepanjang tahun 2021, dimana pada November 2021 mencapai 847 USD/metrik ton, harga tertinggi sejak tahun 2014 atau meningkat 57% sejak Januari 2021
“Penyesuaian harga LPG non subsidi terakhir dilakukan tahun 2017. Harga CPA November 2021 tercatat 74% lebih tinggi dibandingkan penyesuaian harga 4 tahun yang lalu,” jelasnya, hari ini (28/12/2021).
Besaran penyesuaian harga LPG non subsidi yang porsi konsumsi nasionalnya sebesar 7.5% berkisar antara Rp 1.600 – Rp 2.600 per Kg. Perbedaan ini untuk mendukung penyeragaman harga LPG kedepan serta menciptakan fairness harga antar daerah
Sedangkan LPG subsidi 3 Kg yang secara konsumsi nasional mencapai 92.5% tidak mengalami penyesuaian harga, tetap mengacu kepada Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.
Dia menegaskan bahwa harga LPG Pertamina masih kompetitif yakni sekitar Rp 11.500/Kg per 3 November dibandingkan Vietnam sekitar Rp 23.000/Kg, Filipina sekitar Rp 26.000/Kg, dan Singapura sekitar Rp 31.000/Kg. Untuk Malaysia dan Thailand harga LPG relatif rendah karena adanya subsidi dari pemerintah masing-masing.
“Pertamina akan memastikan stok dan distribusi LPG berjalan dengan maksimal serta melanjutkan edukasi penggunaan LPG yang tepat sasaran. Untuk informasi, masyarakat dapat menghubungi Pertamina call center 135,” tukasnya.
BACA JUGA