Top Header Ad

Warga Lamaru Pertahankan Tradisi Pembuatan Ketupat Jelang Hari Raya

BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com – Setiap Menjelang Hari Raya Idul Fitri, warga di Lamaru Balikpapan Timur, tetap mempertahankan tradisi pembuatan ketupat yang telah diwariskan secara turun-temurun. 

Selain menjadi bagian dari perayaan hari besar keagamaan, tradisi ini juga menjadi sumber penghasilan bagi banyak keluarga.

Suyono, seorang pengepul ketupat di Lamanggi, mengatakan bahwa hampir setiap rumah di daerah tersebut terlibat dalam pembuatan ketupat, baik untuk kebutuhan pribadi maupun untuk dijual ke pasar. 

“Setiap rumah bisa menghasilkan sekitar 800 hingga 1.000 ketupat, tergantung jumlah anggota keluarga yang membantu. Hasilnya kemudian dijual ke berbagai pasar, seperti Pasar Pandan Sari dan Pasar Baru,” ujarnya, Sabtu (29/3/2025).

Harga ketupat di pasaran bervariasi, tergantung pada ketersediaan bahan baku dan permintaan. “Biasanya, harga ketupat bisa mencapai Rp8.000 per 10 biji. Selain ketupat yang sudah jadi, ada juga pembeli yang hanya memesan janur untuk membuat ketupat sendiri,” tambahnya.

Untuk mendapatkan janur, bahan utama pembungkus ketupat, warga biasanya membeli dari tetangga yang memiliki pohon kelapa. 

“Kami terlebih dahulu meminta izin kepada pemilik pohon kelapa sebelum mengambil janurnya. Jika diizinkan, janur tersebut kemudian dijual atau digunakan sendiri,” jelas Suyono.

Tradisi pembuatan ketupat ini telah berlangsung sejak lama, bahkan sebelum infrastruktur di wilayah tersebut berkembang. 

“Sejak saya masih kecil, tradisi ini sudah ada. Sekarang, dengan bertambahnya penduduk Balikpapan, permintaan ketupat semakin meningkat menjelang hari raya,” ungkapnya.

Selain menjadi hidangan khas Lebaran, ketupat juga menjadi sumber pendapatan tambahan bagi warga Lamanggi. Dalam sehari, seorang pengrajin ketupat bisa mendapatkan penghasilan hingga Rp500 ribu. Hasil penjualan ketupat ini biasanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan biaya tambahan lainnya.

Meskipun menghadapi tantangan dari perubahan zaman dan pola konsumsi masyarakat, warga Lamanggi tetap bertekad untuk menjaga tradisi ini agar tidak punah. Mereka berharap pembuatan ketupat tetap menjadi bagian dari identitas budaya dan warisan turun-temurun bagi generasi mendatang.***

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses