Warga yang Mudik Dingatkan Potensi Penularan HFMD, Hingga Bahaya DBD
BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Warga yang mudik diimbau agar tetap waspada terhadap potensi penularan penyakit hand, foot, and mouth disease (HFMD). Apagi penyakit tersebut, penularannya cepat.
“Pergerakan manusia selama perjalanan mudik berpotensi mempercepat penyebaran, terutama di kalangan bayi dan balita,” kata Juru Bicara Kemenkes dr. M Syahril dalam siaran persnya.
Dia mengungkapkan, hingga pekan ke-13 2024, tercatat hampir 6.500 kasus HFMD. Mayoritas kasus penularan terjadi pada usia anak, dan sebagian lainnya pada orang dewasa.
“Ada tren peningkatan, ditambah mudik dan libur panjang itu berpotensi terjadi peningkatan kasus flu Singapura,” ujarnya.
Namun berdasarkan data Kemenkes, terbanyak kasus HFMD di Pulau Jawa, diantaranya Jawa Barat sebanyak 2.119 kasus, Banten sebanyak 1.171 kasus, Yogyakarta sebanyak 561 kasus dan Jawa Tengah sebanyak 464 kasus.
BACA JUGA :
Masyarakat juga diimbau untuk tetap menjaga kesehatan dan kebersihan selama perjalanan mudik dengan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, serta menerapkan etika batuk atau bersin. Hindari kontak langsung dengan orang yang terinfeksi.
WASPADA BAHAYA DBD
Dia juga mengingatkan, potensi demam berdarah dengue (DBD) ditengah cuaca yang tak menentu. Khususnya warga yang mudik lebaran untu tetap memperhatikan bahayanya.
“Sekalian lakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk di kampung halaman, mengerjakan kebiasaan baik supaya tidak tertular Demam Berdarah,” ujarnya.
Pasalnya, kasus DBD cukup tinggi hingga April 2024 yang mencapai 60.296 kasus, dengan kematian sebanyak 455 jiwa . Jumlah ini terus bertambah dari pekan-pekan sebelumnya.
Kota dan kabupaten ternggi masih di Jawa Barat dan Banten yakni Kabupaten Tangerang dengan 2.540 kasus, Kota Bandung 1.741 kasus, Kabupaten Bandung Barat 1,422 kasus, Kabupaten Lebak 1.326 kasus, dan Kota Depok 1.252 kasus.
Sementara, kematian tertinggi Kabupaten Bandung dengan 25 kasus, Kabupaten Jepara 21 kasus, Kabupaten Subang 18 kasus, Kabupaten Kendal 16 kasus, dan Kabupaten Bogor 13 kasus.
BACA JUGA