Waspada DBD, Tercatat 88.593 Kasus Dengan 621 Kasus Kematian

Deman berdarah

BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Pemerintah mengimbau agar waspada dengan kasus demam berdarah dengue (DBD). Karena kasusnya terus meningkat.

Dari data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebutkan hingga minggu ke-17 tahun ini, tercatat 88.593 kasus DBD. Dari jumlah itu terdapat 621 kasus kematian di Indonesia.

Hal itu berdasarkan laporan, dari 456 kabupaten dan kota di 34 provinsi. Kematian akibat DBD terjadi di 174 kabupaten dan kota di 28 provinsi.

Sebenarnya, kasus DBD sempat turun sekitar 35% pada 2023 dan awal 2024. Namun, pada minggu ke-22 2024, kasus DBD kembali mengalami kenaikan mencapai 119.709 kasus.

MELONJAK DARI TAHUN KEMARIN

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Kemenkes dr. Imran Pambudi mengatakan, angka ini lebih tinggi dibandingkan kasus DBD pada 2023. Tahun lalu DBD mencapai 114.720 kasus.

BACA JUGA :

“Jumlah kasus DBD saat ini sudah lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah kasus di tahun 2023,” ujar dr. Imran dikutip dari laman Kemenkes.

Meskipun kasus DBD meningkat, jumlah kasus kematian akibat DBD menunjukkan penurunan. Pada 2023, jumlah kematian akibat DBD mencapai 894 kasus, sedangkan pada 2024 minggu ke-22 terdapat 777 kasus kematian.

“Kunci penangananya yang saya lihat di DKI ini, begitu terdeteksi demam berdarah langsung masuk rumah sakit untuk diopname. Karena kalau pulang akan susah dilakukan monitoring, yah, monitoring kebocoran cairannya itu susah. Itulah kunci untuk menurunkan case facility rate seminimal mungkin,” kata Direktur dr. Imran.

dr. Imran menjelaskan, berdasarkan data distribusi kasus DBD sesuai kelompok umur dalam tiga tahun terakhir. Kelompok umur 15 hingga 44 tahun merupakan kelompok yang paling banyak terkena DBD dalam tiga tahun terakhir.

Sedangkan, untuk kasus kematian akibat DBD dalam tujuh tahun terakhir, kelompok umur 5 hingga 14 tahun merupakan yang paling rentan.

“Kalau kita melihat dari kasusnya kita bisa lihat anak-anak memang lebih rentan untuk menjadi lebih buruk kondisinya,” ujarnya

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.