Top Header Ad

WHO Belum Temukan Kasus Kematian Pada Varian Omicron

Petugas penggali kubur di TPU Kilometer 15 Balikpapan memakamkan jenasah covid-19
Petugas penggali kubur di TPU Kilometer 15 Balikpapan memakamkan jenasah covid-19

BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Meski penularannya dianggap sangat cepat, namun WHO menyebutkan, varian baru Omicron belum sampai menyebabkan kematian bagi pasien.

“Kami belum menerima laporan kematian terkait Omicron,” kata Juru Bicara WHO Lindmeier dilansir dari suara.com jaringan inibalikpapan.com

Dia mengatakan, WHO masih mengumpulkan bukti tentang varian baru yang ditemukan di Afrika Selatan pada 11 November dan dinamai Omicron sekitar sepekan yang lalu.

WHO  kata dia, masih menekankan bahwa varian Delta masih menjadi fokus dalam memerangi pandemi. “Jangan lupa juga bahwa varian dominan saat ini masih Delta,” ujarnya

“Omicron mungkin sedang populer dan kami mungkin akan sampai ke titik di mana (Omicron) mengambil alih sebagai varian dominan.”

Semenjak COVID-19 pertama kali ditemukan hampir dua tahun silam, WHO telah mengonfirmasi hampir 263 juta kasus dan 5,22 juta lebih kematian secara global.

“Semakin banyak negara yang terus memburu dan terus memeriksa orang-orang dan secara khusus mencari varian Omicron, kami juga akan menemukan lebih banyak kasus dan informasi dan, semoga tidak, juga kemungkinan kematian,” katanya.

Setelah varian Omicron terdeteksi di Botswana dan Afrika Selatan, sejumlah negara di Eropa dan Amerika Utara pekan lalu menerapkan pembatasan perjalanan terhadap negara-negara di kawasan Afrika selatan dan bahkan melarang penerbangan.

Langkah itu menuai kecaman dari para pejabat di PBB, WHO, agen perjalanan internasional dan asosiasi pekerja.

“Daripada melihat penutupan perbatasan, pembatasan dan sebagainya, jauh lebih baik untuk mempersiapkan negara anda, sistem kesehatan anda atas kemungkinan kasus yang muncul”, katanya.

“Kami cukup yakin bahwa varian Omicron ini akan meluas. Delta juga berasal dari suatu tempat. Dan kini kami mempunyai (Delta) itu sebagai varian dominan di lebih dari 90 persen dunia.”

Suara.com

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.