Top Header Ad

Yuk, Intip Aktivitas Warga Balikpapan Selama Pandemi Covid-19

Lukas Adi Prasetya dengan peralatan ngevlognya

BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Selama masa pandemi virus Corona, berbagai kegiatan dilakukan warga untuk mengisi waktu luang. Termasuk mengikuti anjuran Pemerintah agar tetap berada dirumah dan melakukan berbagi kegiatan dirumah.

Lalu bagaimana dengan aktivitas warga Kota Balikpapan? Selain aktif dengan media sosial, sebagian berinisiatif membuat konten vlog di platform youtube.  Mereka mencoba hal baru yang masih berkaitan dengan hobi dan kegemaran mereka.

Salah satunya adalah Lukas Adi Prasetya, warga Cluster Berau Perumahan Tamansari Bukit Mutiara (Wika). Merasa bosan di rumah hanya melakukan aktivitas rutin, sementara pekerjaannya pun ikut tertunda, Adi mencoba membuat vlog untuk pertama kalinya.

Maka dibuatlah kanal youtube “sambalbawang Kang Adi”. Vlog pertama dibikin 10 April 2020 lalu dengan me-review singkat komik kungfu jadul Tiger Wong (https://www.youtube.com/watch?v=DZV7ju_Wy_I). Vlog kedua, yang diunggah 29 April, juga masih tentang komik jadul lagi yakni Kungfu Boy (tekken Chinmi) : https://www.youtube.com/watch?v=c0w-MSYHEdc .

“Sebelumnya, saya hanya menulis artikel-artikel ringan di blog (sambalbawangkangadi.blogspot.com) sejak tahun 2013. Lama-lama ada keinginan bikin konten vlog, tapi masih terkait artikel di blog. Tapi susah cari waktu luang sampai kemudian ada pandemi virus ini,” ujarnya, Jumat (1/5/2020).

Semakin kuat keinginannya nge-vlog dalah karena salah satu artikel di blognya yakni tentang komik kungfu jadul Tiger Wong, dibaca banyak orang. Sejak artikel review Tiger Wong ditulis pada akhir tahun 2014 lalu, sampai sekarang sudah dibaca lebih dari 17.600 kali.

Tiger Wong termasuk komik kungfu legendaris yang terkenal di era 90-an.  Komik berformat majalah yang terbit 96 edisi ini karya Tony Wong, komikus Tiongkok. Tiger Wong termasuk komik favorit yang dicari banyak penggemar komik. Adi mempunyai 96 edisi tersebut komplet.

Adi tidak terlalu kesulitan menyusun narasi untuk konten kedua, karena ia mengoleksi komplit 19 edisi Kung Fu Boy—dan sudah beberapa kali membacanya. Dia tinggal menulis di blog review singkat komik itu, lalu menyarikan isinya untuk menjadi narasi di vlog keduanya itu.

“Saya penggemar komik jadul. Karena sudah lumayan hapal komik yang saya punya, ya tidak terlalu sulit menulis review dua komik itu. Tapi ternyata susah ketika bikin vlog. Selain karena saya tidak terbiasa disorot kamera, juga karena ini pertama kali bikin vlog di youtube,” ujar Adi mantan jurnalis Harian Kompas yang kini aktif sebagai penulis lepas.

Meski cukup sering mengunggah konten di instagram dan facebook, tapi “tipikal” kedua medsos itu beda jauh dengan youtube. Dalam pemikirannya, konten di instagram dan facebook masih bisa agak “ala-ala” tapi konten vlog di youtube jangan begitu. Di sini masalah muncul.

“Tidak punya pengalaman berurusan dengan ambil gambar (video) yang bertujuan untuk diunggah ke youtube. Juga hanya punya ponsel, itu pun memakai ponsel istri karena kamera di ponsel saya rusak. Juga tidak pernah berurusan dengan proses editing gambar,” ujar dia.

Adi akhirnya melibatkan sang istri untuk membantu. Istrinya pun juga membuat vlog. Mereka bergantian tugas memegang ponsel. Bahkan saat membuat vlog pertama, enggak memakai tripod. Ponsel bertumpu ke buku, kotak kardus, dan kursi.  Tidak punya “rumus baku” teknis pengambilan gambar, Adi menyebut itu seturut insting saja.

“Sepertinya bagus kalau posisinya begini, ya saya coba. Banyak potongan video yang gagal, sampai pada hasil yang bisa kami pakai. Yang penting, gambar-gambar (video) lumayan, dan kontennya bukan yang mengejar sensasi dan kosong isinya. Karena saya sendiri enggak suka dengan konten youtube yang asal-asalan dan tidak memberi tambahan wawasan,” katanya.

Semangat awal Adi nge-vlog adalah untuk menjajal platform (youtube) ini sebagai media ekspresinya, setelah facebook, dan instagram. Ketika ditanya konten apa lagi yang akan diangkat untuk vlog ketiga dan seterusnya, Adi belum menentukan.

“Ada beberapa opsi. Saya ingin nge-vlog dengan konten yang sudah saya tulis di blog. Kalau mau review singkat, ya silakan ke vlog saya. Kalau penasaran detilnya bagaimana, review panjangnya ada di blog. Jadi saling terkait. Konsep menggabungkan vlog dan blog, jarang yang bikin,” kata Adi yang juga tergabung dalam Komunitas Balikpapan Blogger Community ini.

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.