DKK Balikpapan Belum Temukan Kasus Meninggal Akibat DBD

BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com – Dinas Kesehatan Kota (DKK) Balikpapan memastikan hingga Juli 2024 belum mendapat laporan adanya angka kasus kematian dikarenakan Demam Berdarah Dengue (DBD).

Meski begitu hingga bulan ini untuk kasus tertinggi DBD terjadi di Kecamatan Balikpapan Kota dengan jumlah 6 kasus, Balikpapan Tengah 5 Kasus, Balikpapan Utara 4 Kasus, Balikpapan Selatan 4 Kasus, Balikpapan Barat 2 Kasus, dan Balikpapan Timur 0 kasus.

“Ini merupakan data kasus Minggu ke-27 tahun 2024. Untuk kasus kematian tidak ada,” ujar Kepala DKK Balikpapan Alwiati kepada media, Senin (8/7/2024).

Alwiati menambahkan, masyarakat diingatkan untuk selalu waspada behaya DBD ditengah musim penghujan saat ini. Karena tak menutup kemungkinan adanya genangan air membuat jentik nyamuk berkembang biak.

Termasuk menjalankan Gerakan 3M (Menguras, Mengubur dan Menutup) jadi keharusan, juga menggalakkan kembali kerja bakti massal di masing-masing RT. 

Selain itu, tetap menjalankan program kelambu air yang juga merupakan salah satu cara untuk menuntaskan masalah jentik, terlebih warga Kota Balikpapan kerap menampung air. 

“Dengan penggunaan kelambu air, nyamuk tidak bisa masuk ke tempat penampungan air dan tidak bisa berkembang biak,” ajaknya.Sementara mengenai vaksin DBD untuk di Wilayah Balikpapan Utara dan Balikpapan Tengah sejauh ini membuahkan hasil yang cukup signifikan pada pengurangan kasus DBD. 

“Kami masih menunggu kesiapan anggaran untuk pelaksanaan vaksin DBD di kecamatan lainnya,” tuturnya.

Gencarkan PSN

Sebelumnya, Anggota Komisi IV DPRD Balikpapan, Suriani mengingatkan, Pemkot Balikpapan. Agar lebih mengedukasi Gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M kepada masyarakat lebih diintensifkan.

“PSN 3M merupakan langkah paling efektif untuk menurunkan potensi kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Balikpapan,” ujar Suryani kepada.

Perlu diketahui, secara akumulatif terdapat 610 kasus dengan 2 kasus kematian DBD di Balikpapan saat ini. 

Suriani mengakui tren ini tak lepas dari pengaruh iklim yang berpotensi tinggi menumbuhkan sarang nyamuk.

“Kita perlu melakukan edukasi kepada masyarakat secara Intens jadi bukan hanya sekali, libatkan unsur yang ada dari pemerintah kota hingga tingkat RT,” ujarnya.

Kata Suryani, satu cara yang juga perlu ditingkatkan untuk pencegahan penularan serta pengendalian kasus DBD. Yakni menggalakan kegiatan bersih-bersih di lingkungan tempat tinggal masyarakat.

“Perlu kita kerjasama, paling tidak semua masyarakat itu harus lebih peduli dengan lingkungannya, pola hidup bersih dan sehat ditingkatkan,” tegasnya.

Kepekaan kader kesehatan ditingkat RT menurutnya juga perlu ditingkatkan. Sementara puskesmas di masing-masing wilayah agar tidak segan membagikan bubuk abate kepada warganya.

Suriani sangat tidak menyarankan pemberantasan sarang nyamuk dengan cara fogging. Menurut dia, cara ini tidak efektif mematikan jentik atau nyamuk.

“Sebetulnya yang bisa menyelesaikan masalah dilakukan melalui Gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M dengan menguras, menutup dan mengubur supaya menghentikan siklus jentiknya, jangan sampai menjadi larva,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Networks

suara