Gadis Model Balikpapan  Terpaksa Diikat Tangan dan Kaki, DPRD Datangi Rumahnya

Kondisi Dona ketika dikunjungi anggota dewan Balikpapan.(andi)

BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com –  Prihatin dengan kondisi Dona gadis model Balikpapan yang kini mengalami Sindrome Tourette atau syndrome untuk menyiksa diri sendiri, DPRD kota Balikpapan akan mengundang DKK dan Dinas Sosial pada Senin mendatang.

Kondisi Dona memang sangat memprihatinkan selain matanya mengalami kebutuaan akibat rusaknya retina kedua matannya, Dona kerap menyiksa diri sehingga orangtua mengikat tangan dan kaki Dona

Pada Rabu pagi  Komisi IVDPRD Kota Balikpapan mengunjungi rumah rumah kotrakan  orangtua Dona di Jalan MT Haryono belakang Hotel Asria.

“ Insya Allah hari Senin kami akan berkomunikasi dengan dinas kesehatan dan Dinas Sosial Bagaimana upaya-upaya ini bisa dilakukan karena korban atau pasien ini kecenderungannya diikat karena kalau tidak diikat kaki dan tangannya akan selalu menyiksa dirinya korban juga sering berteriak-teriak seperti ini, dan ini memang perlu ditangani Secara khusus tidak boleh di rumah seperti ini “terang Ida Ketua Komisi IV DPRD kota usai berkunjung (24/2/2016)

Kondisi tragis ini kata Ida  sudah berlangsung hampir satu tahun. Karena keluarga tidak memiliki biaya pengobatan, akibatnya  depresi berat yang dialami Dona makin parah.

“ Ini salah satu kasus yang sebenarnya bisa ditanggulangi lebih awal kalau tahu penanggulangannya karena memang terbentur oleh faktor biaya sehingga cukup sudah 1 tahun, kalau kita lihat rekam medisnya mengalami depresi berat sehingga kecenderungannya adalah menyiksa diri sendiri, “ sesal Ida.

Menurutnya, kunjungan ini merupakan tindak lanjut dari pengaduan dari orang tua pasien yang meminta kepada Komisi IV DPRD untuk difasilitasi sebagai  upaya pengobatan bagi anaknya.

Dari walikota dan Ibu walikota diakui Ida sudah melakukan bantuan dengan membawa ke Jakarta untuk pengobatan namun kondisi belum juga membaik.

“Pemerintah kota cukup aware care pak Rizal dan Bu Arita memberangkatkan Dona ke Jakarta untuk mengoperasi matanya tapi ternyata yang sebelah kanan retinanya putus lagi jadi dua-duanya tidak melihat ditambah lagi kondisi psikis yang tidak sehat depresi dan ada gangguan kejiwaan, “ jelasnya.

Ida berharap ada perhatian kembali dari pemerintah dan ada solusi untuk pembiayaan pengobatan ke depan.

Sang ayah, Rhepi Suhadi mengaku miris dengan kondisi anaknya saat ini.  Dia mengaku bingung terhadap   kondisi kesehatan dan penyakit yang diderita putrinya ini.

“Dulu dia (Donna) juara 1 lomba kontes model di Jakarta, disini juga sering meraih penghargaan model. Sekarang anak saya sering teriak-teriak sendiri. Kalau tidak kami jagain dia sering pukul-pukul kepalanya sendiri dengan keras, “ cerita Rhepi.

Akibat tindakan seperti itu,  Rephi bersama istrinya berinisiatif mengikat tangan dan kaki Donna karena ia kerap menyiksa diri bahkan menusuk-nusuk lehernya sendiri dengan benda tajam.

“Apabila dia kecewa dia akan melukai dirinya sendiri. Kepalanya dibenturkan ditembok, lehernya di tusuk-tusuk, badannya dilukai sendiri. Itulah yang membuat tubuhnya sekarang ini luka-luka. Kalau diikat itu baru saja, karena inisiatif kita. Karena Donna sendiri yang minta. Katanya kalau tidak diikat dia bisa menampar-nampar dirinya sendiri, “ ucapnya.

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.